Selamat datang di Album Perjalanan kami : * Album Perjalanan gunung Ciremai
* Album Perjalanan Gunung Slamet
* Mengayuh Pedal hingga waduk Jatiluhur Purwakarta
* Album Perjalanan Sumbing Sindoro Mount
* Video Perjalanan
* Apruk-aprukan
* Fun Bike Purwakarta 2008
* Mengayuh Pedal dari Cikampek Hingga Curug Cipurut Purwakarta
* Album Perjalanan Gunung Papandayan

08.35 Posted In Edit This 0 Comments »
Gunung Ciremai 3078 mdpl
Kuningan Jawa Barat
17 Agustus 2007



Kawah Gunung Ciremai
Cikampek, 17 Agustus 2007. Pagi itu kami berdiri menanti datangnya bus jurusan Jakarta - Kuningan yang akan kami tumpangi untuk menuju ke Kuningan Jawa Barat. Tujuan perjalanan kami kali adalah gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat. "Namun sial pagi itu bus yang kami tunggu2 ternyata pada penuh semua, maklum hari itu memang bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia negara kita tercinta. Jadi banyak orang2 yang pulang kampung karena ingin merayakan HUT RI di kampungnya, sehingga kamipun terpaksa harus berdesak-desakan di dalam bus." Tapi gak apa-apa lah yang penting kami bisa sampai ditujuan. Akhirnya walau pun harus berdesak-desakan di dalam bus dan menahan pegal di kaki karena berjam-jam berdiri, Alhamdulillah kami selamat tiba di terminal Cirendang. Terminal ini adalah terminal terakhir bus berhenti. Tanpa istirahat kami langsung nego harga dengan para supir angkot di kota itu untuk melanjutkan perjalanan menuju desa Palutungan, karena pos pendakian untuk mengurus administrasi pendakian ke gunung Ciremai terletak di sana. Akhirnya harga pun udah sepakat, kami langsung berangkat. Sesampainya di sana kami langsung ikut berjamaah shalat Jum'at. Karena kebetulan hari itu pas hari Jum'at. Setelah selesai shalat salah satu dari kami langsung mengurus pendaftaran sedang yang lain memersiksa kembali perlengkapan dan perbekalan sambil mengisi perut kami yang sudah lapar.


Jam 14:00 Wib kurang
Perjalanan menuju mata air Cigowong lebih waktu itu setelah semuanya beres kami langsung melanjutkan perjalanan untuk mulai melakukan pendakian. Ada tiga jalur untuk bisa sampai ke puncak gunung Ciremai jalur pertama yaitu jalur Linggarjati Kab. Kuningan, jalur Palutungan Kabu. Kuningan dan jalur Apuy Kab. Majalengka. Namun dalam perjalanan ini kami memilih melalui jalur Palutungan karena jalur ini dekat dengan terminal, sehingga kami tidak repot ketika menunggu bus untuk kembali pulang. Selain itu juga jalur ini merupakan jalur yang paling banyak di lalui oleh para pendaki. Untuk bisa sampai di puncak gunung Ciremai ini kita harus melalui beberapa pos. Pos pertama yang akan kita lalui adalah dekat mata air Cigowong. Disini kita bisa mengambil air untuk keperluan memasak dan minum saat di Puncak nanti. Mata air Cigowong adalah mata air satu2nya setelah itu kita tidak akan menemukan mata air lagi.




Dari hari pertama mendaki hingga turun kembali lebih dari 2 hari kami berada di Gunung Ciremai, sebelum akhirnya kami pulang, untuk memposting catatan Album Perjalanan ini. Berikut ini beberapa foto dari perjalanan kami.





Pos Pertama Cigowong





Pos II Cigowong, disini kita bisa mengambil air untuk persediaan dan keperluan minum dan masak saat di atas puncak.





Ngecamp semalam di Pos II
Istirahat dulu semalam di Pos III. Karena waktu itu hari udah sangat gelap jadi kami memutuskan untuk ngecamp dulu semalam dan melanjutkan kembali perjalanan hari esok.





Perjalanan Menuju Puncak




Melanjutkan kembali perjalanan menuju puncak setelah semalam istirahat di Pos III. Perjalanan dari pos III hingga mencapai puncak memakan waktu kurang lebih 7 jam.



Kumpulan beberapa Foto lainnya :






















Klik disini untuk melihat Video Perjalanan

Mengayuh Pedal Hingga Waduk Jatiluhur Purwakarta 21Januari 2008

20.42 Edit This 0 Comments »

Empat hari yg lalu tepatnya sebelum aku duduk didepan komputer untuk memposting tulisan/catatan ini aku pergi bersepedah seorang diri dari Cikampek ke Jatiluhur Purwakarta. ya...suatu perjalanan yg lumayan jauh bila hanya menggunakan sepedah. Jarak dari Cikampek ke Jatiluhur memang lumayan cukup jauh sekitar ± 30 km.
Pagi2 sekali sebelum matahari pagi terbangun dari tidurnya aku langsung goes sepedaku yang terbilang udah ketinggalan jaman untuk saat ini. Tapi itu bukan suatu masalah, bagiku dia merupakan sahabat yg selalu menemaniku dikala jenuh/bosan menghampiri. Beberapa makanan pun aku masukkan dalam tas, lumayan buat bekal di perjalanan. Perjalanan dari Cikampek ke Jatiluhur dapat di tempuh lewat Cibungur dengan waktu tempuh ± 2 jam. Semakin siang matahari terasa panas sekali meresap kedalam kulit. Keringatpun bercucuran membasahi baju yang aku pakai. Perjalanan masih sangat jauh, kakiku pun terus berputar mengayuh pedal agar sepedah terus berjalan hingga tiba ditujuan. Tak seperti hari2 biasanya pagi itu tak seorang pun aku berjumpa dengan para pengayuh pedal lainnya. Maklum hari itu memang hari saatnya orang2 pada sibuk bekerja. biasanya bila di hari minggu atau hari libur aku selalu berjumpa dengan satu atau beberapa goeser lainnya. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang akhirnya aku sampai juga di waduk Jatiluhur. "Bruk...bruk...bruk...bruk" kurang lebih seperti itu bunyinya perutku saat itu, maklum perutku jadi terasa lapar sekali setelah beberapa jam mengayuh sepeda. Bekal yang dibawa dari rumah segera aku keluarkan untuk mengisi perutku yang udah lapar sambil menikmati indahnya pemandangan disekitar waduk Jatiluhur. Bersepeda merupakan salah satu hobiku, di sela waktu luang atau libur aku selalu mengisinya dengan bersepeda baik sendirian ataupun terkadang dengan beberapa rekanku yg memiliki hobi yg sama.

Sekilas tentang Waduk Jatiluhur

Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 milyar m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.Di dalam Waduk Jatiluhur, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun, dikelola oleh PT. PLN (Persero).Selain dari itu Waduk Jatiluhur memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah (dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi daya perikanan dan pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Trita II. Menurut Wikipedia, selain berfungsi sebagai PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Jatiluhur memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang dengan water slide, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya.Di perairan Danau Jatiluhur ini juga terdapat budidaya ikan keramba jaring apung, yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan malam kita dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati ikan bakar.Dikawasan ini pula kita dapat melihat Stasiun Satelit Bumi yang dikelola oleh PT. Indosat Tbk. (±7 km dari pusat Kota Purwakarta), sebagai alat komunikasi internasional. Jenis layanan yang disediakan antara lain international toll free service (ITFS), Indosat Calling Card (ICC), international direct dan lainnya.Waduk Jatiluhur dapat dikunjungi melalui Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi), keluar di Gerbang Tol Jatiluhur.

Foto waduk Jatiluhur Purawakarta (Copyright Wikipedia)

Gunung Slamet 3428 mdpl Bambangan Jawa Tengah

20.30 Edit This 0 Comments »
29 s/d 31 Desember 2008

Tiga hari tepat menjelang pergantian tahun baru, dari 2007 ke 2008, kami bertolak ke Purbalingga dari Karawang. Tujuan perjalanan kami kali ini adalah Gunung Slamet. Beberapa ransel beserta peralatan dan perbekalan logistik telah kami persiapkan.

Jam 20:00 Wib Bus yang kami tumpangi pun berangkat dan kami pun terlelap tidur didalamnya. kami sengaja tidur agar saat sampai ditempat tujuan dalam keadaan fit.
Pagi masih sunyi senyap. Sinar matahari pun belum menerangi jagad raya. Lampu2x rumah penduduk mulai meredup, bertanda pagi mulai merayap.
"Alhamdulillah, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 9 jam, akhirnya kami slamet tiba ditujuan". Pagi itu kami tlah berada di kaki gunung Slamet tepatnya di Desa Bambangan Purbalingga Jawa Tengah. Sesampainya disana kami pun sejenak istirahat untuk shalat Subuh dan mengurus administrasi pendakian sekalian mengisi perut kami yg lapar. "He..he.., maklum slama diperjalanan kami berpuasa". Selasai mengurus administrasi dan megisi perut, kami segera bersiap-siap serta mengecek kembali perlengkapan.

Untuk melakukan pendakian ke Gunung Slamet kita dapat menempuh tiga jalur pendakian yaitu Jalur Guci (Kali Wadas), Batu Raden, dan Bambangan. Dalam perjalanan ini kami memilih melakukan pendakian melalui jalur Bambangan Purbalingga, karena jalur ini merupakan jalur yang banyak dipilih para pendaki selain itu juga jalur ini yang memiliki rute pendek di banding jalur yang lainnya.
Hari mulai terang. Pagi itu jam tlah menunjukan pukul 08:00 pagi kami pun sejenak berkumpul untuk melakukan doa bersama demi keselamatan kami selama di perjalanan. Selesai berdoa kami pun melangkahkan kaki kami tuk menyusuri jalan setapak di areal perkebunan milik para petani setempat. Belum jauh kami berjalan di awal perjalanan kami harus berjalan dibawah guyuran hujan gerimis. Tapi itu bukan suatu masalah bagi kami. Perjalanan tetap kami lanjutkan. Alhamdulillah akhirnya beberapa jam kemudian gerimis berhenti. Kami berhenti sejenak untuk melepas kembali rain coat yg kami pakai, karena lumayan lembab terasa di dalamnya. Perjalanan kami lanjutkan kembali, di pertengahan perjalanan di kanan-kiri pemandangan begitu indah terlihat, kami bagaikan melihat lukisan-lukisan nyata karya sang pencipta. Setelah mendaki selama kurang lebih delapan jam kamipun sampai di Pos Samaranthu diketinggian sekitar 3000 mdpl. Dan kami pun memutuskan untuk ngecamp semalam karena saat itu cuaca memang lagi kurang bersahabat, kabut pun telah menyelimuti dan menutupi pandangan kami serta angin pun bertiup sangat kencang.
Pagi telah datang kembali kami pun segera memasak mie instan yang kami bawa untuk sarapan. Stlah beres berkemas kami langsung melanjutkan pendakian menuju Puncak. Sayang stlah sampai di puncak kabut kembali menyelimuti sehingga kami tidak bisa berlama-lama berada di atas puncak gunung Slamet untuk memanjakan mata kami menykasikan karya sang Pencipta dan pada akhirnya kami pun memutuskan untuk turun kembali.



Berikut beberapa kumpulan Foto perjalanan kami :






Media Musik

STMIK Kharisma Karawang menerima Mahasiswa/i baru tahun ajaran